Cak Slamet Art
Untuk Pemesanan Lukisan karya Slamet dapat menghubungi di
Email : selmetpainter@gmail.com
No HP : 085711533204
Email : selmetpainter@gmail.com
No HP : 085711533204
Jumat, 23 Juli 2010
Seni Lukis Karya Slamet
Keputusan untuk menggeluti dunia seni lukis secara serius merupakan suatu pilihan yang tidak serta merta menjanjikan keberhasilan dan popularitas. Ada banyak rintangan yang membutuhkan keuletan dan kesabaran yang tinggi untuk tetap eksis dan mencapai apa yang menjadi pilihannya. Keseriusan tidak hanya mengandalkan pada bakat (talenta) semata, tetapi sekaligus juga dituntut untuk acap kali menggali dan mengasah potensi yang dimiliki melalui intensitas berkarya dan tidak ragu dalam melakukan experimentasi dan explorasi dalam mengembangkan olah cipta karya. Sehingga apapun hasilnya akan memiliki kekhasan dan bersifat individual, atau dengan kata lain sudah merupakan totalitas dari hal ihwal yang hendak dipaparkan, termasuk pilihan bentuk ekspresinya.
Apabila visualisasi bentuk (struktur visual) dari karya itu kemudian menyiratkan kesamaan atau mirip dengan karya yang sudah dulu muncul, adalah sesuatu yang tak terhindarkan dengan catatan sejak awal memang tidak berorientasi untuk melakukan penjiplakan /peniruan secara integral. Adanya faktor pengaruh atau imbasan dalam sebuah penciptaan karya bisa dimaklumi, selain masih kuatnya ketertarikan /kedekatan secara emosional dan visual dengan karya yang disenangi, juga karena kemunculan dan perkembangan seni rupa indonesia sebenarnya telah dipengaruhi oleh eksistensi seni rupa barat (ero-amerika) baik melalui sumber-sumber publikasi (referensi) maupun melalui pendidikan formal (akademis).
Dalam penomena seni rupa ada kalanya seniman itu dipengaruhi oleh karya-karya sang maestro atau yang diidolakannya. Pada awal abad ke XX banyak pelukis yang dipengaruhi oleh karya Pablo Picasso (1881-1973), demikian juga di Indonesia pengaruh karya Ries Mulder (1909-1973), perupa Belanda yang menjadi pengajar dan perintis FSRD ITB yang memperkenalkan bentuk abstarksi (kubistik linier) begitu kuat mempengaruhi karya murid-muridnya pada era 60-70an, seperti Achmad Sadali, But Muchtar, Popo Iskandar, dll. Keunikan lukisan ekspresionis karya Afandi juga telah mengimbas dan menjadi inspirasi karya kartika, Mensagan Maria Tjui dan Murdowo.
Apa yang dipaparkan diatas adalah suatu respon positif dari realitas yang hendak diangakat ketika kita berhadapan dengan karya-karya perupa Slamet (kelahiran Surabaya, 24 Maret 1963).
Secara tematis karya Slamet mengusung keadaan sosial disekitarnya, cukup sederhana, lugu dan biasa saja. Menjadi biasa karena acap kali dilakukan oleh siapa saja, namun bila diperhatikan secara seksama, disinilah sebenarnya terdapat nilai yang tersembunyi yang hendak dipresentasikan secara lebih substantif (esensial). Intinya tema yang dituangkan lewat perwujudan karya itu (figuratif) merekam figur dan tingkah laku saja, tetepi juga menyiratkan suasana hati (ekspresi jiwa) yang sedang dialaminya atau dialami oleh banyak orang.
Mengenai wujud ungkapan yang mendeformasi figur manusia menjadi tampak subur dengan ukuran besar, sementara pada bagian kepala (wajah) dibuat kecil dapat saja dikatakan sebagai sebuah pencitraan dari suatu gaya atau aliran seni rupa modern yang pernah eksis. akan tetapi bisa juga ditafsirkan sebagai parodi dari kehidupan sebagian manusia yang selalu lebih mementingkan olah fisik ketimbang mempertajam olah pikir atau semacam gejala eksploitasi manusia yang dianggap paling utama ketimbang alam lingkungan di sekitarnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar